Sebut saja Tama, lagi-lagi nama sedikit disamarkan karena diambil dari cuilan nama panjangnya.Sama seperti Jaya di blogpost Berjuang! Seperjuangan, Tama juga sama otomatis menjadi pengangguran sementara dan sedang berjuang. Bedanya dengan Jaya, Tama adalah teman sekolah gua sedari SMP dan berbeda sekolah ketika SMA. Kita bertiga adalah orang-orang yang gagal ujian SBMPTN. Karena itu kami berkoalisi untuk membentuk kelompok belajar yang kuat #halah
Gua mengenal dia sejak SMP. Kami bukan teman semeja tapi entah kenapa kami selalu main bersama, meskipun kalau membentuk kelompok kadang misah-misah. Dari sering bermain gua mulai mengenal dia bukan cuman sekedar teman sekelas. Gua tau kalau dia termasuk orang yang bekerja keras, orang yang gak mau kalah soal peringkat kelas. Kalau dipikir lagi dia termasuk saingan, 2 cowok sekelas yang bersaing, tapi kayaknya gua dulu gak terlalu ngebet dapet peringkat, alhasil sebut saja dia cowok terpintar di kelas.
SMA, kami memilih sekolah yang berbeda, dia memilih di kota dan gua memilih di kabupaten karena dekat dari rumah. Dulu gua belum tau yang mana aja SMA favorit, gua pikir Tama masuk SMA biasa kayak sekolah gua di kabupaten tapi tak disangka gua dengar-dengar dari teman kelas kalau SMA Tama itu termasuk SMA favorit di kota. Gua gak sadar kalau punya teman seperti itu. Lagipula dia juga gak pernah cerita atau membanggakan sekolahnya jadi gua pikir biasa aja. Dia bukan tipe yang suka pamer, pikiran melangit tapi hati tetap membumi.
Dan tradisi doa pagi itu. Ya Allah, mudah2n sederhana, tetapkanlah Pikiran kami slalu melangit. Dan, dg Hati yg terus membumi. #pidibaiq
— Quotes of Pidi Baiq (@PidiBaiqQuote) 17 September 2014
SMA kami sibuk jarang sekali untuk bertemu, jadwal sekolah dia yang padat dan gua sibuk menjadi ketua eskul, pusing ternyata. Saat kelas 3 kami mulai sering bertemu karena longgarnya jadwal sekolah dan gua juga udah menurunkan jabatan ke adik kelas sebagai penerus. Kira-kira sebelum UN dan waktu itu try out setiap hari yang berarti bisa pulang cepat dan waktu itu kami gunain buat ketemuan, cerita-cerita masa SMA. Ternyata gua juga baru tau lagi saat main ke rumahnya, dia termasuk anak yang nangkring di peringkat 5 besar bahkan peringkat 1 didapat. Tama gak pernah cerita, dia emang bukan tipe yang suka pamer-pamer.
Dari situ gua mulai tau kalau dia memang orang tekun dan giat tapi gua juga bingung kenapa dia gak lolos ujian PTN dan bernasib sama seperti gua. Justru karena itu dia harus berjuang lebih keras demi menggapai mimpinya masuk PTN yaitu UNPAD.
Kalo gua membayangkan jadi dia gua akan belajar lebih keras dan cerdas. Karena sekarang gua merasa dia seperti kekurangan motivasi untuk belajar, emang cara gua dan dia belajar berbeda. Kalo gua apa aja bisa dijadiin motivasi karena rasa males itu datengnya dari sendiri dan yang bisa ngalahin juga diri sendiri gak musti pencerahan datang ataupun motivasi.
Apapun itu semoga terlaksanya mimpinya.
sumber gambar:
onepiece.wikia.com
nyari inspirasi buat besok lagi ah... |
No comments:
Post a Comment
Ini ceritaku apa komentarmu?